Ransomware dengan cepat membentuk menjadi masalah keamanan online yang menentukan di zaman ini. Sebagian besar kehidupan kita sekarang disimpan secara digital, baik itu foto, video, rencana bisnis atau database pelanggan. Tetapi terlalu banyak dari kita, baik bisnis maupun konsumen, yang malas mengamankan aset-aset vital ini, menciptakan peluang yang dapat dieksploitasi oleh penjahat.
Ide cemerlang mereka adalah bahwa mereka tidak perlu mencuri data itu untuk menghasilkan uang: mereka hanya harus membuat data itu tidak dapat diakses lagi – dengan mengenkripsi data itu – kecuali korban mau membayar tebusan.
Ransomware dulunya merupakan ancaman bagi konsumen, tetapi sekarang ini merupakan ancaman signifikan bagi bisnis. Baru minggu lalu, ada peringatan tentang gelombang baru serangan ransomware terhadap setidaknya 31 organisasi besar dengan tujuan menuntut jutaan dolar tebusan.
Target geng ransomware telah berevolusi juga. Ini bukan hanya tentang PC lagi; geng ini ingin mengejar aset bisnis yang benar-benar tak tergantikan, yang berarti server file, layanan database, mesin virtual, dan lingkungan cloud. Mereka juga akan mencari dan mengenkripsi setiap cadangan yang terhubung ke jaringan. Semua ini mempersulit korban untuk memulihkan data – kecuali tentu saja mereka ingin membayar tebusan itu.
Sangat mungkin ransomware akan membentuk inti dari tipe baru serangan digital, yang digunakan oleh negara-bangsa dan lainnya yang hanya ingin menghancurkan sebuah jaringan. Malware Wiper adalah ransomware yang enkripsinya tidak dapat dibalik, sehingga data yang terkunci hilang selamanya. Beberapa inisiden ini telah terjadi, namun yang ditakutkan adalah mereka bisa menjadi lebih banyak digunakan.
Kekhawatiran lain adalah bahwa, ketika mereka menjadi lebih percaya diri dan didanai lebih baik, kelompok-kelompok kriminal ini akan meningkatkan pandangan mereka lebih tinggi. Satu tren baru yang mengkhawatirkan adalah bahwa geng akan mencuri data serta mengenkripsi jaringan. Mereka kemudian mengancam akan membocorkan data sebagai cara menekan korban agar mau membayar tebusan.
Penjahat cyber ini sering menghabiskan berminggu-minggu untuk mencari-cari di dalam sebuah jaringan sebelum mereka melakukan serangan, yang berarti mereka punya waktu untuk memahami aset digital utama, seperti email CEO misalnya, yang memungkinkan mereka untuk memberikan tekanan lebih besar pada korban mereka.
Tidak ada akhir yang jelas untuk mimpi buruk ransomware yang ini. Memang, kemungkinannya akan semakin buruk.
Source: ZDNet