Google Play Store resmi telah diidentifikasi sebagai sumber utama penginstalan malware di perangkat Android dalam studi akademis baru-baru ini.
Menggunakan data telemetri yang disediakan oleh NortonLifeLock (sebelumnya Symantec), para peneliti menganalisis asal penginstalan aplikasi di lebih dari 12 juta perangkat Android selama periode empat bulan antara Juni dan September 2019.
Secara total, para peneliti melihat lebih dari 34 juta penginstalan APK (aplikasi Android) untuk 7,9 juta aplikasi unik.
Peneliti mengatakan bahwa sesuai klasifikasi malware Android yang berbeda, antara 10% dan 24% aplikasi yang mereka analisis dapat dikategorikan sebagai aplikasi yang berbahaya atau tidak diinginkan.
Namun para peneliti berfokus secara khusus pada “hubungan siapa-menginstal-siapa antara installer dan aplikasi anak” untuk menemukan jalur yang diambil aplikasi berbahaya untuk menjangkau perangkat pengguna.
Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 67% dari pemasangan aplikasi berbahaya yang diidentifikasi peneliti berasal dari Google Play Store.
Penelitian berjudul “How Did That Get In My Phone? Unwanted App Distribution on Android Devices,” tersedia untuk diunduh dalam format PDF dan ditulis oleh peneliti dari NortonLifeLock dan IMDEA Software Institute di Madrid, Spanyol.
Baca berita selengkapnya pada tautan berikut ini;
Source: ZDNet