• Skip to main content

Naga Cyber Defense

Trusted Security for all of Indonesia

  • Home
  • About
  • Programs
  • Contact
  • Blog
You are here: Home / Archives for Region / US

US

FBI Mengatakan Kelompok Peretas Iran Menyerang Perangkat Jaringan F5

August 11, 2020 by Winnie the Pooh

Sekelompok peretas elit yang memiliki kaitan dengan pemerintah Iran telah terdeteksi menyerang sektor swasta dan pemerintah AS, menurut peringatan keamanan yang dikirim oleh FBI pekan lalu.

Sementara peringatan tersebut tidak menyebutkan nama peretas, sumber mengatakan kepada ZDNet bahwa grup tersebut adalah grup peretas yang biasa disebut Fox Kitten atau Parisite.

Seorang mantan analis keamanan siber pemerintah, menyebutkan bahwa kelompok itu sebagai “ujung tombak” Iran dalam hal serangan siber.

Dia menggambarkan tugas utama kelompok itu adalah memberikan “penerobosan awal” kepada kelompok peretas Iran lainnya – seperti APT33 (Shamoon), Oilrig (APT34), atau Chafer.

Pemberitahuan FBI yang dikirim ke sektor swasta AS minggu lalu mengatakan kelompok tersebut masih menargetkan beberapa kerentanan termasuk Pulse Secure “Connect” enterprise VPNs (CVE-2019-11510).

Namun Fox Kitten juga meningkatkan persenjataan serangannya untuk memasukkan eksploitasi untuk CVE-2020-5902, kerentanan yang diungkapkan pada awal Juli lalu yang berdampak pada BIG-IP , perangkat jaringan serba guna yang sangat populer yang diproduksi oleh F5 Networks.

Baca berita selengkapnya pada tautan di bawah ini;
Source: ZDNet

Tagged With: Cyber Attack, Cybersecurity, F5, Iranian, Iranian Hackers, Vulnerability

Bagaimana Peretas Memeras $ 1,14 juta dari University of California, San Francisco

June 30, 2020 by Winnie the Pooh

Dilaporkan oleh BBC News, sebuah lembaga penelitian medis terkemuka yang bekerja untuk pengobatan Covid-19 mengakui telah membayar tebusan kepada para peretas sebesar $1,14 juta (Rp 16.377.547.725) setelah adanya negosiasi rahasia.

Geng penjahat Netwalker menyerang Universitas California San Francisco (UCSF) pada 1 Juni. Staf TI mencabut komputer dalam perlombaan untuk menghentikan penyebaran malware. Dan tip-off anonim memungkinkan BBC News untuk mengikuti negosiasi tebusan dalam obrolan langsung di dark web.

Pakar keamanan siber mengatakan negosiasi semacam ini sekarang terjadi di seluruh dunia – kadang-kadang dengan jumlah yang lebih besar – bertentangan dengan saran dari lembaga penegak hukum, termasuk FBI, Europol dan National Cyber Security Centre Inggris. Netwalker sendiri telah dikaitkan dengan setidaknya dengan dua serangan ransomware lain terhadap universitas dalam dua bulan terakhir.

Pada percakapan negoisasi yang dipublikasikan oleh BBC News, pihak Universitas awalnya meminta keringan tebusan sebesar $780,000 karena adanya pandemi coronavirus yang telah menghancurkan universitas secara finansial namun ditolak oleh pelaku. Setelah seharian bernegosiasi, UCSF mengatakan telah mengumpulkan semua uang yang tersedia dan dapat membayar $1,02 juta – tetapi para pelaku menolak tebusan di bawah $1,5 juta. Beberapa jam kemudian, universitas kembali dengan perincian tentang bagaimana ia memperoleh lebih banyak uang dan tawaran akhir sebesar $1.140.895. Dan hari berikutnya, 116,4 bitcoin ditransfer ke dompet elektronik Netwalker dan perangkat lunak dekripsi dikirim ke UCSF.

UCSF mengatakan kepada BBC News: “Data yang dienkripsi adalah data penting untuk beberapa pekerjaan akademik yang kami kejar sebagai universitas yang melayani kepentingan publik. Karena itu kami membuat keputusan sulit untuk membayar sebagian tebusan, sekitar $ 1,14 juta, kepada orang-orang di balik serangan malware dengan imbalan sebuah alat untuk membuka kunci data yang dienkripsi dan mengembalikan data yang mereka peroleh.”

Tetapi Jan Op Gen Oorth, dari Europol, yang menjalankan proyek bernama No More Ransom, mengatakan: “Korban tidak boleh membayar tebusan, karena ini membiayai penjahat dan mendorong mereka untuk melanjutkan kegiatan ilegal mereka. Sebaliknya, mereka harus melaporkannya ke polisi sehingga penegakan hukum dapat mengganggu perusahaan kriminal.”

Berita selengkapnya dapat dibaca pada tautan di bawah ini;
Source: BBC News

Tagged With: Cyber Attack, Cybersecurity, Ransomware, Security, University of California

Cyber-Attack Menyerang Badan Kesehatan AS di Tengah Wabah Covid-19

March 17, 2020 by Winnie the Pooh

Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat mengalami serangan siber pada sistem komputernya, sebagian dari insiden itu orang mengenalnya sebagai kampanye gangguan dan disinformasi yang bertujuan untuk melemahkan respons terhadap pandemi coronavirus dan mungkin merupakan karya dari seorang aktor asing.

 

“Kami mengetahui insiden siber terkait dengan jaringan komputer Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS), dan pemerintah federal sedang menyelidiki insiden ini secara menyeluruh,” John Ullyot, juru bicara Dewan Keamanan Nasional, mengatakan dalam sebuah pernyataan. “HHS dan profesional cybersecurity pemerintah federal terus memantau dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengamankan jaringan federal kami.”

 

Sementara negara asing diduga dalam serangan itu, pemerintah belum mengkonfirmasi siapa dibalik serangan itu. 

 

Serangan itu, yang melibatkan overloading server HHS dengan jutaan hit selama beberapa jam, tidak berhasil memperlambat sistem agensi secara signifikan, seperti tujuan pertama penyerang.

 

Sekretaris Negara Michael Pompeo dan pejabat administrasi Trump lainnya mengetahui serangan siber tersebut, menurut salah satu orang, dan peretasan itu tampaknya tidak mengambil data apa pun dari sistem HHS. 

 

Source: Bloomberg

Tagged With: COVID-19, Cyber Attack, Healthcare, US

Penjahat siber dan kartel narkoba menyebarkan malware dan mencuri informasi keuangan di Amerika Latin

March 6, 2020 by Winnie the Pooh

Penjahat siber kini bekerjasama dengan kartel narkoba di seluruh Amerika Latin untuk menyerang lembaga keuangan dan pemerintah, meningkatkan berbagai macam penipuan dan penyebaran malware untuk menghasilkan jutaan uang, menurut laporan baru dari perusahaan cybersecurity IntSights.

 

Karena penegakan hukum polisi yang relatif lemah, banyak dari penjahat siber ini beroperasi di tempat terbuka dan di dark web, berbagi taktik dengan yang lain dan bekerja sama dengan entitas kriminal untuk meningkatkan keluasan dan kekuatan serangan. Mereka menggunakan WhatsApp, Telegram dan Facebook Messenger untuk mengkoordinasikan serangan.

 

Laporan itu menyebutkan “Bergabungnya geng narkoba dan komunitas peretas adalah ancaman yang muncul secara signifikan seiring kita melangkah ke 2020. Kedua dunia menggabungkan pengaruh, keterampilan, dan pengalaman mereka untuk mencapai tujuan bersama, terutama dari variasi keuangan.”

 

Laporan ini juga menyoroti penggunaan trojan perbankan dan ransomware sebagai ancaman malware paling populer yang melanda Amerika Latin.

 

Baca artikel selengkapnya pada tautan di bawah ini;

Source: Tech Republic

Tagged With: Cyber Criminal, Cybersecurity, Malware, Ransomware, Security

Operator gas alam AS tidak beroperasi selama 2 hari setelah terinfeksi oleh ransomware

February 20, 2020 by Winnie the Pooh

Departemen Keamanan Dalam Negeri mengatakan pada hari Selasa bahwa sebuah fasilitas gas alam yang berbasis di AS menutup operasi selama dua hari setelah mengalami infeksi ransomware yang menghalangi karyawannya menerima data operasional real-time yang penting dari peralatan kontrol dan komunikasi.

 

Serangan dimulai dengan tautan jahat dalam email phishing yang memungkinkan penyerang untuk mendapatkan akses awal ke jaringan teknologi informasi (TI) organisasi sebelum berputar ke jaringan operasionalnya (OT).

 

Jaringan OT berbeda dari jaringan TI. Ini adalah jaringan dengan workstation untuk mengelola peralatan pabrik yang kritis dan operasi pabrik lainnya. Jaringan TI biasanya didedikasikan untuk pekerjaan kantor dan administrasi lainnya.

 

CISA mengatakan bahwa setelah mendapatkan akses ke jaringan OT, penyerang kemudian menggunakan ransomware komoditas yang mengenkripsi data perusahaan pada jaringan TI dan OT pada saat yang bersamaan, untuk kerusakan maksimum, sebelum meminta pembayaran tebusan. Pada laporan yang diterbitkan pada hari Selasa, tidak disebutkan nama/jenis ransomware tersebut.

 

Klik pada tautan di bawah ini untuk membaca berita lebih lanjut:

Source: Ars Technica | ZDNet | Advisory

Tagged With: Cyber Attack, Network, Ransomware

Pemerintah A.S. Memastikan Ancaman Malware Baru yang ‘Berbahaya’

February 17, 2020 by Winnie the Pooh

Beberapa lembaga pemerintahan A.S. telah memperingatkan ancaman baru yang semakin meningkat dari Korea Utara. Beberapa malware tersebut baru dan sebagian lagi diperbarui.

 

Pada pemberitahuan yang dikeluarkan pada Hari Valentine di Twitter mengatakan, “Malware tersebut saat ini digunakan untuk phishing dan akses jarak jauh oleh aktor siber [Korea Utara] untuk melakukan aktivitas ilegal, mencuri dana dan menghindari sanksi.”

 

Peringatan itu memuat laporan analisis malware (MARs) untuk tujuh trojan “yang dirancang untuk memungkinkan network defender mengidentifikasi dan mengurangi peluang adanya aktivitas cyber berbahaya pemerintah Korea Utara.” Ketujuh sampel trojan (Bistromath, Slickshoes, Crowdedflounder, Hotcroissant, Artfulpie, Buffetline dan Hoplight) tersebut sudah dibagikan ke VirusTotal oleh pemerintah A.S.

 

Mereka berasumsi bahwa penyerang yang sama yang bertanggung jawab atas serangan ransomware WannaCry pada tahun 2017 kemungkinan berada di balik kampanye terbaru ini — disebut sebagai Lazarus oleh sektor swasta dan “Hidden Cobra” oleh pemerintah A.S.

 

Klik link dibawah ini untuk membaca berita selengkapnya!

Source: Forbes

Tagged With: Hidden Cobra, Lazarus, Malware, North Korea, US, WannaCry

Trojan Banking ini dapat membuat anda mengetik ulang kata sandi anda

February 7, 2020 by Winnie the Pooh

Kampanye trojan malware sedang menargetkan pengguna online banking di seluruh dunia dengan tujuan untuk mencuri informasi kartu kredit, keuangan dan detail pribadi lainnya.

 

Peneliti keamanan Fortinet mengatakan bahwa Metamorfo banking trojan telah menargetkan pengguna di lebih dari 20 online bank di seluruh dunia termasuk AS, Kanada, Peru, Chili, Spanyol, Brazil, Ekuador dan Meksiko. Ini menandai adanya peningkatan serangan karena bulan lalu serangan ini hanya terjadi pada bank-bank di Brazil. 

 

Seperti kebanyakan kampanye peretasan, Metamorfo diawali dengan email phishing yang mengandung informasi tentang faktur dan mengundang pengguna untuk mengunduh file .ZIP. Dengan mengunduh dan memasang file .ZIP tersebut, pengguna telah mengizinkan Metamorfo untuk berjalan dan dieksekusi pada mesin Windows.

 

Setelah berjalan pada mesin Windows, Metamorfo menghentikan semua browser yang sedang berjalan dan kemudian mencegah jendela browser untuk menggunakan auto-complete dan auto-suggest pada bagian entri data. Ini mencegah pengguna untuk menggunakan fungsi auto-complete untuk memasukkan nama pengguna, kata sandi, dan informasi lainnya, memungkinkan malware menggunakan fungsi keylogger untuk mengumpulkan data yang wajib diketik ulang oleh pengguna.

 

Untuk membantu melindungi terhadap korban yang jatuh pada serangan yang menggunakan malware ini, pengguna harus waspada terhadap email dan lampiran yang tidak terduga, dan menggunakan produk antivirus juga dapat membantu mendeteksi malware.

 

Klik link dibawah ini untuk membaca berita selengkapnya!

Source: ZDNet

Tagged With: Metamorfo, Online Bank, Security, Torjan banking malware, Windows

Shopper.a, an Android Trojan, Can Disable Google Play Protect In Infected Device

January 15, 2020 by Winnie the Pooh

Peneliti keamanan Kaspersky, Igor Golovin, mengungkapkan bagaimana satu ancaman malware Android dapat menonaktifkan Google Play Protect bawaan yang mengamankan pengguna Android dari aplikasi berbahaya. Malware ini adalah Trojan yang dinamai Trojan-Dropper.AndroidOS.Shopper.a, atau singkatnya Shopper.a. Bagian terbesar dari perangkat yang terinfeksi telah terlihat di Rusia, diikuti oleh Brasil dan India.

 

Setelah diinstal ke perangkat Android, Shopper.a dapat bersembunyi dari menu aplikasi setelah sejumlah layar terbuka untuk tetap tersembunyi. Malware Ini dapat menonaktifkan layanan Google Play Protect pada perangkat yang terinfeksi, membuka tautan berbahaya di “jendela yang tak terlihat”, mengunduh dan menginstal aplikasi dari toko aplikasi pihak ketiga, membuat pintasan ke situs dalam menu aplikasi dan menampilkan iklan pada perangkat ketika layar tidak dikunci. Shopper.a juga mampu mendaftarkan pengguna, tanpa diketahui oleh mereka, ke seluruh katalog aplikasi belanja dan situs sosial.

 

Shopper.a juga dapat membuka aplikasi di Google Play dan mengkliknya untuk menginstal, tanpa sepengetahuan pengguna. Malware Itu juga dapat memposting ulasan palsu, yang berasal dari korban, untuk meningkatkan reputasi dan peringkat aplikasi yang dipilih.

 

Klik link di bawah ini untuk membaca berita selengkapnya!

Source: Forbes

Tagged With: Android Trojan, Google Play Protect, Shopper.a, Trojan-Dropper.AndroidOS.Shopper.a

  • « Go to Previous Page
  • Page 1
  • Interim pages omitted …
  • Page 10
  • Page 11
  • Page 12
  • Page 13
  • Go to Next Page »

Copyright © 2025 · Naga Cyber Defense · Sitemap

Cookies Settings
We use cookies on our website to give you the most relevant experience by remembering your preferences and repeat visits. By clicking “Accept”, you consent to the use of ALL the cookies.
Do not sell my personal information.
AcceptReject AllCookie Settings
Manage consent

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may affect your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. These cookies ensure basic functionalities and security features of the website, anonymously.
Functional
Functional cookies help to perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collect feedbacks, and other third-party features.
Performance
Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.
Analytics
Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.
CookieDurationDescription
_ga2 yearsThe _ga cookie, installed by Google Analytics, calculates visitor, session and campaign data and also keeps track of site usage for the site's analytics report. The cookie stores information anonymously and assigns a randomly generated number to recognize unique visitors.
_gat_gtag_UA_172707709_11 minuteSet by Google to distinguish users.
_gid1 dayInstalled by Google Analytics, _gid cookie stores information on how visitors use a website, while also creating an analytics report of the website's performance. Some of the data that are collected include the number of visitors, their source, and the pages they visit anonymously.
Advertisement
Advertisement cookies are used to provide visitors with relevant ads and marketing campaigns. These cookies track visitors across websites and collect information to provide customized ads.
Others
Other uncategorized cookies are those that are being analyzed and have not been classified into a category as yet.
non-necessary
SAVE & ACCEPT
Powered by CookieYes Logo