• Skip to main content

Naga Cyber Defense

Trusted Security for all of Indonesia

  • Home
  • About
  • Programs
  • Contact
  • Blog
You are here: Home / Archives for OS / Windows

Windows

Microsoft Sekarang Mendeteksi CCleaner Sebagai Potentially Unwanted Application

July 30, 2020 by Winnie the Pooh

Microsoft sekarang mendeteksi program optimisasi dan pembersih registri CCleaner Windows yang populer sebagai potentially unwanted application (PUA) di Microsoft Defender.

Microsoft telah menyatakan bahwa mereka tidak mendukung pembersih Registri dan itu tidak boleh digunakan.

Mereka memberi tahu BleepingComputer bahwa deteksi ini hanya menargetkan versi gratis dikarenakan terdapat budle “penawaran” untuk perangkat lunak lain.

CCleaner adalah penghapus file sampah, pembersih Registry, dan utilitas pengoptimalan kinerja Windows umum yang dikembangkan oleh Piriform.

Berita selengkapnya dapat dibaca pada tautan di bawah ini;
Source: Bleeping Computer

Tagged With: Avast, CCleaner, Cybersecurity, InfoSec, Microsoft, Piriform, PUA, Security

Kerentanan Kritis ‘Wormable’ Pada Windows DNS

July 15, 2020 by Winnie the Pooh

Sebuah kerentanan yang berpotensi “wormable” – yang berarti serangan dapat menyebar dari satu mesin ke komputer lain tanpa interaksi manusia – telah ditemukan dalam implementasi protokol domain name system Microsoft, salah satu blok pembangun dasar internet.

Sebagai bagian dari pembaruan perangkat lunak Patch Tuesday, Microsoft telah merilis perbaikan untuk bug yang ditemukan oleh perusahaan keamanan Israel, Check Point, yang diberi nama SigRed. Bug SigRed mengeksploitasi Windows DNS, salah satu jenis perangkat lunak DNS paling populer yang menerjemahkan nama domain menjadi alamat IP.

Windows DNS berjalan di server DNS dari hampir semua organisasi kecil dan menengah di seluruh dunia. Bug ini, kata Check Point, telah ada dalam perangkat lunak itu selama 17 tahun.

Check Point dan Microsoft memperingatkan bahwa kerentanan itu sangat kritis, dan mempunyai nilai 10 dari 10 pada sistem penilaian kerentanan umum.

Tidak hanya bug yang dapat ditularkan (wormable), perangkat lunak Windows DNS sering berjalan pada server yang kuat yang dikenal sebagai domain controller yang menetapkan aturan untuk sebuah jaringan. Banyak dari mesin itu sangat sensitif; jika satu mesin terkompromi akan memungkinkan penetrasi lebih lanjut ke perangkat lain di dalam suatu organisasi.

Di atas semua itu, kata kepala peneliti kerentanan Check Point Omri Herscovici, bug Windows DNS ini dalam beberapa kasus dapat dieksploitasi tanpa tindakan dari pengguna target, menciptakan serangan yang tak terlihat dan kuat.

Check Point menemukan kerentanan SigRed di bagian Windows DNS yang menangani sepotong data tertentu yang merupakan bagian dari pertukaran kunci yang digunakan dalam versi DNS yang lebih aman yang dikenal sebagai DNSSEC. Sepotong data tersebut dapat dibuat secara khusus dan berbahaya sehingga Windows DNS dapat memberi izin kepada peretas untuk menimpa potongan memori yang tidak seharusnya mereka akses, yang pada akhirnya mereka mendapatkan eksekusi kode jarak jauh penuh pada server target.

Herscovici menunjukkan bahwa jika seorang peretas dapat memperoleh akses ke jaringan lokal dengan mengakses Wi-Fi perusahaan atau menghubungkan komputer ke LAN perusahaan, mereka dapat memicu pengambilalihan server DNS. Dan sangat memungkinkan untuk mengeksploitasi kerentanan ini hanya dengan menggunakan tautan dalam email phising: Menipu target dengan mengklik tautan itu dan browser mereka akan memulai pertukaran kunci yang sama pada server DNS yang akan memberikan kendali penuh kepada peretas.

Karena kerentanan SigRed telah ada di Windows DNS sejak 2003, hampir setiap versi perangkat lunak rentan terhadap celah keamanan ini. Microsoft dan peniliti Check Point menghimbau kepada seluruh IT Administrator untuk segera melakukan patching pada Mesin Windows di Organisasi masing-masing.

 

Berita selengkapnya dapat dibaca pada tautan di bawah ini:
Source: Wired

Tagged With: Cybersecurity, DNS, Security, Vulnerability, Windows, Windows DNS, Wormable Flaw

Kerentanan Keamanan Baru Pada Zoom Memungkinkan Peretas Menargetkan PC Windows 7

July 13, 2020 by Winnie the Pooh

Celah baru telah ditemukan pada perangkat lunak konferensi video Zoom yang membuat pengguna Windows 7 dalam bahaya.

Para peneliti di perusahaan cybersecurity Slovenia, ACROS Security, telah mengungkapkan kerentanan yang sebelumnya tidak diketahui pada perangkat lunak Zoom. Kerentanan ini memungkinkan seorang penyerang untuk, dari jarak jauh, mengambil alih komputer korban yang menjalankan versi lama dari sistem operasi Microsoft Windows.

Kerentanan “zero-day” ini mempengaruhi perangkat lunak Zoom yang berjalan pada Windows 7, atau bahkan sistem operasi yang lebih lama.

ACROS Security mencatat bahwa siapa pun yang berhasil mengeksploitasi kerentanan ini dapat mengakses file di komputer yang rentan, dan bahkan mengambil alih seluruh perangkat.

Microsoft telah berusaha meyakinkan pengguna Windows 7 untuk meningkatkan ke versi perangkat lunak yang lebih baru dalam beberapa tahun terakhir, namun hanya sedikit yang mau melakukan peningkatan versi – meskipun mereka telah menawarkan upgrade gratis ke Windows 10.

Mereka juga mengungkapkan akan mengakhiri dukungan teknis untuk Windows 7 pada 15 Januari 2020 yang lalu, yang berarti tidak akan ada lagi patch dan pembaruan keamanan untuk Windows 7.

“Zoom menganggap serius semua laporan kerentanan keamanan yang potensial,” kata juru bicara Zoom dalam sebuah pernyataan. “Pagi ini kami menerima laporan tentang masalah yang berdampak pada pengguna yang menjalankan Windows 7 dan versi yang lebih lama. Kami telah mengkonfirmasi masalah ini dan saat ini sedang mengerjakan patch untuk menyelesaikan masalah ini dengan cepat.”

Masalah ini adalah yang terbaru dalam sejumlah kekhawatiran keamanan pada platform Zoom, yang telah meledak dalam popularitas pada tahun 2020 berkat booming kerja jarak jauh yang disebabkan oleh pandemi global.

Zoom telah merilis tambalan untuk klien Windows-nya untuk mengatasi kerentanan zero-day yang dijelaskan oleh ARCOS Security. Pembaruan dapat diunduh dari halaman pengunduhan klien Zoom. Versi yang ditambal adalah Zoom untuk Windows v5.1.3.

Baca berita selengkapnya pada tautan di bawah ini;
Source: Tech Radar

Tagged With: Cybersecurity, Security, Vulnerability, Windows 7, Zero Day, Zoom

Microsoft Mengungkapkan Perlindungan Terbaru Di Windows 10

July 13, 2020 by Winnie the Pooh

Microsoft siap untuk membawa fitur keamanan baru yang kuat ke Windows 10 yang mungkin menjadi game-changer.

Microsoft telah mengungkapkan bahwa fitur baru telah diluncurkan dalam Windows 10 Insider Build terbaru. Fitur itu adalah Kernel Data Protection (KDP).

Pada technical deep dive 8 Juli oleh Andrea Allievi dari Tim Security Kernel Core, Microsoft memperkenalkan apa yang disebutnya sebagai teknologi keamanan platform baru untuk mencegah adanya data yang rusak (corruption). KDP beroperasi dengan memungkinkan para pengembang untuk mengamankan bagian-bagian tertentu dari kernel dan driver Windows dalam mode read-only, melalui serangkaian antarmuka pemrograman aplikasi (API) dan dengan demikian menghentikan peretas dari memodifikasi memori yang dilindungi.

Intinya adalah bahwa ini akan memblokir para aktor ancaman yang biasanya mengandalkan metodologi data corruption untuk memfasilitasi serangan mereka. Serangan yang mungkin berusaha untuk meningkatkan hak istimewa, menginstal driver dan perangkat lunak berbahaya yang tidak ditandatangani (unsigned), dan banyak lagi. Peretas, aktor ancaman, mereka yang memiliki niat jahat; apa pun sebutan Anda untuk mereka, mereka telah bergerak menuju data corruption sebagai metode serangan favorit mereka baru-baru ini. Microsoft berusaha untuk menghentikan itu.

Baca berita selengkapnya pada tautan di bawah ini;
Source: Forbes

Tagged With: Cybersecurity, KDP, Kernel, Microsoft, Security, Windows 10

Fitur Windows 10 Ini Dapat Digunakan Untuk Menyembunyikan Serangan Malware

July 5, 2020 by Winnie the Pooh

Para peneliti telah menemukan living-off-the-land binary baru (LOLBin) di Windows 10 yang dapat dieksploitasi untuk menyembunyikan serangan malware.

Banyak LOLBins hadir di Windows 10, yang semuanya mempunyai fungsi yang sah. Namun, dengan hak istimewa, peretas dapat menyalahgunakan binary ini untuk menerobos fasilitas keamanan dan melakukan serangan tanpa sepengetahuan korban.

LOLBin (desktopimgdownldr.exe) baru, yang ditemukan oleh perusahaan keamanan SentinelOne, biasanya bertanggung jawab atas tugas yang tidak berbahaya untuk mengatur desktop kustom dan penguncian layar latar belakang.

Ditemukan di folder system32 Windows 10, binary ini dilaporkan dapat digunakan sebagai “pengunduh tersembunyi” – sebuah alternatif untuk LOLBin certutil.exe yang telah dikenal luas.

Sementara binary secara tradisional akan menimpa gambar desktop yang ada (sehingga memberitahukan pengguna mengenai pengaktifannya), seorang hacker dapat menghindari ini dengan menghapus registri segera setelah menjalankan binery. Dengan cara ini, file jahat dapat dikirim ke sistem tanpa terdeteksi.

Meskipun binery dirancang untuk dijalankan hanya oleh pengguna yang memiliki hak istimewa, pengguna standar juga dapat menyalahgunakan fungsi tertentu untuk menjalankan LOLBin tanpa status administrator.

Lebih lanjut, ketika dipicu oleh pengguna standar, executable gagal mengubah gambar latar belakang (karena pengguna tidak memiliki otorisasi yang diperlukan), tidak meninggalkan artefak lain selain file yang diunduh.

Untuk mengurangi ancaman yang ditimbulkan, SentinelOne menyarankan para profesional keamanan memperbarui daftar pantauan mereka dan memperlakukan LOLBin yang baru ditemukan sebagaimana mereka akan menggunakan alternatif certutil.exe yang telah banyak dieksploitasi.

Berita selengkapnya dapat dibaca pada tautan di bawah:
Source: Tech Radar

Tagged With: certutil.exe, Cybersecurity, desktopimgdownldr.exe, living-off-the-land, LOLBin, Security, Vulnerability, Windows 10

Microsoft Merilis Pembaruan Keamanan Darurat Untuk Memperbaiki Dua Bug Dalam Codec Windows

July 2, 2020 by Winnie the Pooh

Microsoft telah menerbitkan dua pembaruan keamanan out-of-band untuk menambal dua kerentanan di Microsoft Windows Codecs Library pada hari Selasa lalu.

Dilacak sebagai CVE-2020-1425 & CVE-2020-1457, kedua bug tersebut hanya berdampak pada distribusi Windows 10 dan Windows Server 2019.

Dalam penasihat keamanan yang diterbitkan pada hari Rabu, Microsoft mengatakan dua kelemahan keamanan dapat dieksploitasi dengan bantuan file gambar yang dibuat khusus.

Jika gambar yang cacat dibuka di dalam aplikasi yang memanfaatkan Libary Codec Windows bawaan untuk menangani konten multimedia, maka penyerang akan diizinkan untuk menjalankan kode berbahaya pada komputer Windows dan berpotensi mengambil alih perangkat.

Patch telah dikerahkan ke sistem pelanggan melalui pembaruan ke Library Codec Windows, dikirim melalui aplikasi Windows Store – bukan mekanisme Pembaruan Windows.

“Pengguna tidak perlu mengambil tindakan apa pun untuk menerima pembaruan,” kata Microsoft.

Redmond mengatakan bug dilaporkan secara pribadi dan mereka belum pernah digunakan di dunia nyata sebelum patch rilis kemarin.

Pembuat OS mengatakan mereka mengetahui bug setelah sebuah laporan dari Trend Micro’s Zero Day Initiative, sebuah program yang menjadi penengah komunikasi antara peneliti keamanan dan perusahaan besar. Microsoft memuji Abdul-Aziz Hariri yang pertama kali menemukan bug ini, sebelum meneruskannya ke tim ZDI.

Source: ZDNet

Tagged With: Cybersecurity, Microsoft, Patch Tuesday, Security, Vulnerability, Windows 10, Windows Server 2019

Alat Windows File Recovery baru dari Microsoft memungkinkan Anda mengambil dokumen yang Telah dihapus

July 1, 2020 by Winnie the Pooh

Dilansir dari theverge.com, Microsoft telah merilis alat Windows File Recovery-nya sendiri, yang dirancang untuk mengambil file yang telah terhapus secara tidak sengaja. Windows File Recovery adalah aplikasi baris perintah (command line) yang akan memulihkan berbagai file dan dokumen dari hard drive lokal, drive USB, dan bahkan kartu SD dari kamera. Namun pemulihan file di penyimpanan cloud atau berbagi file jaringan lainnya tidak didukung.

Seperti alat pemulihan file lainnya, Anda harus menggunakannya sesegera mungkin pada file yang telah dihapus untuk memastikan mereka belum ditimpa (overwritten). Anda dapat menggunakan alat baru Microsoft ini untuk memulihkan file MP3, video MP4, dokumen PDF, gambar JPEG, dan dokumen Word, Excel, dan PowerPoint.

Alat pemulihan file Microsoft memiliki mode default yang dirancang terutama untuk sistem file NTFS. Ini akan memulihkan file dari disk yang rusak atau setelah Anda memformat disk. Mode signature kedua kemungkinan akan menjadi opsi yang lebih populer, memungkinkan pengguna untuk memulihkan jenis file tertentu di seluruh sistem file FAT, exFAT, dan ReFS. Mode signature ini juga membutuhkan waktu lebih lama untuk mengambil file.

Windows File Recovery akan menjadi alat yang berguna bagi siapa saja yang secara tidak sengaja menghapus dokumen penting, atau menghapus drive secara tidak sengaja. Microsoft sudah menyediakan fitur Versi Sebelumnya di Windows 10 yang memungkinkan Anda memulihkan dokumen yang mungkin telah Anda hapus, tetapi Anda harus mengaktifkannya secara khusus menggunakan fitur Riwayat File yang dinonaktifkan secara default.

Berita selengkapnya dapat dibaca pada tautan di bawah ini;
Source: The Verge

Tagged With: Cybersecurity, Microsoft, Security, Windows, Windows File Recovery

Lucifer: Malaikat Jahat Yang Menyalahgunakan Kerentanan Kritis Pada Mesin Windows

June 26, 2020 by Winnie the Pooh

Jenis baru cryptojacking yang kuat dan malware berbasis DDoS mengeksploitasi kerentanan parah untuk menginfeksi mesin Windows.

Dilansir dari ZDNet, malware yang disebut Lucifer ini adalah bagian dari kampanye aktif yang menyerang host Windows dan menggunakan berbagai weaponized exploits dalam gelombang serangan terbaru yang diungkapkan oleh Unit 42 Palo Alto Networks.

Dalam sebuah blog, peneliti Ken Hsu, Durgesh Sangvikar, Zhibin Zhang dan Chris Navarrete mengatakan bahwa varian terbaru Lucifer, v.2, ditemukan pada 29 Mei ketika menyelidiki eksploitasi CVE-2019-9081, bug deserialisasi pada Laravel Framework yang dapat disalahgunakan untuk melakukan serangan eksekusi kode jarak jauh (RCE). Setelah diteliti lebih lanjut, tampaknya ini hanyalah satu dari banyak kerentanan yang digunakan oleh aktor malware.

Lucifer dianggap sebagai malware hybrid yang kuat yang mampu melakukan cryptojacking dan memanfaatkan mesin yang terinfeksi untuk melakukan serangan Distributed Denial-of-Service (DDoS).

Malware akan memindai TCP port 135 (RPC) dan 1433 (MSSQL) yang terbuka untuk menemukan target dan akan menggunakan serangan credential-stuffing untuk mendapatkan akses. Malware dapat menginfeksi targetnya melalui IPC, WMI, SMB, dan FTP melalui serangan brute-force, serta melalui MSSQL, RPC, dan berbagi jaringan, kata para peneliti.

Setelah berada pada mesin yang terinfeksi, malware menjatuhkan XMRig, sebuah program yang digunakan untuk menambang cryptocurrency Monero (XMR) secara diam-diam.

Lucifer juga akan terhubung ke server perintah-dan-kontrol (C2) untuk menerima perintah – seperti meluncurkan serangan DDoS – mentransfer data sistem curian, dan terus memberi informasi kepada operator tentang status penambang cryptocurrency Monero.

Untuk menyebar, Lucifer menggunakan berbagai kerentanan dan serangan brute-force untuk mengkompromikan host tambahan yang terhubung ke titik infeksi awal.

Lucifer juga akan berusaha menghindari deteksi atau melakukan reverse engineering dengan memeriksa keberadaan sanbox atau mesin virtual. Jika salah satunya ditemukan, maka malware akan memasuki “infinite loop” yang menghentikan operasi.

Gelombang serangan pertama menggunakan Lucifer v.1 terdeteksi pada 10 Juni. Sehari kemudian, malware ditingkatkan menjadi v.2, yang “mendatangkan malapetaka” pada mesin target, kata tim peneliti, dan pada saat penulisan serangan sedang berlangsung.

Baca berita selengkapnya pada tautan di bawah ini:
Source: ZDNet

Tagged With: Crypto Miner, Cybersecurity, DDoS, Lucifer, Malware, Security, Windows

  • « Go to Previous Page
  • Page 1
  • Interim pages omitted …
  • Page 26
  • Page 27
  • Page 28
  • Page 29
  • Page 30
  • Interim pages omitted …
  • Page 33
  • Go to Next Page »

Copyright © 2025 · Naga Cyber Defense · Sitemap

Cookies Settings
We use cookies on our website to give you the most relevant experience by remembering your preferences and repeat visits. By clicking “Accept”, you consent to the use of ALL the cookies.
Do not sell my personal information.
AcceptReject AllCookie Settings
Manage consent

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may affect your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. These cookies ensure basic functionalities and security features of the website, anonymously.
Functional
Functional cookies help to perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collect feedbacks, and other third-party features.
Performance
Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.
Analytics
Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.
CookieDurationDescription
_ga2 yearsThe _ga cookie, installed by Google Analytics, calculates visitor, session and campaign data and also keeps track of site usage for the site's analytics report. The cookie stores information anonymously and assigns a randomly generated number to recognize unique visitors.
_gat_gtag_UA_172707709_11 minuteSet by Google to distinguish users.
_gid1 dayInstalled by Google Analytics, _gid cookie stores information on how visitors use a website, while also creating an analytics report of the website's performance. Some of the data that are collected include the number of visitors, their source, and the pages they visit anonymously.
Advertisement
Advertisement cookies are used to provide visitors with relevant ads and marketing campaigns. These cookies track visitors across websites and collect information to provide customized ads.
Others
Other uncategorized cookies are those that are being analyzed and have not been classified into a category as yet.
non-necessary
SAVE & ACCEPT
Powered by CookieYes Logo