Sebuah survei baru terhadap eksekutif TI yang dilakukan oleh ZDNet menemukan bahwa perusahaan membutuhkan lebih banyak data engineer, ilmuwan data, dan pengembang untuk mencapai tujuan ini.
Survei tersebut mengkonfirmasi bahwa inisiatif AI dan ML berada di depan dan tengah di sebagian besar perusahaan. Pada bulan Agustus, ketika ZDNet melakukan survei, hampir setengah dari perwakilan perusahaan (44%) memiliki teknologi berbasis AI yang secara aktif sedang dibangun atau digunakan.
22% lainnya memiliki proyek yang sedang dikembangkan. Upaya di bidang ini masih baru dan sedang berkembang — 59% perusahaan yang disurvei telah bekerja dengan AI selama kurang dari tiga tahun. Responden survei termasuk eksekutif, CIO, CTO, analis/analis sistem, arsitek perusahaan, pengembang, dan manajer proyek. Perwakilan Industri termasuk teknologi, jasa, ritel, dan jasa keuangan. Ukuran perusahaan bervariasi.
Swami Sivasubramanian, VP pembelajaran mesin di Amazon Web Services, menyebut ini “zaman keemasan” AI dan pembelajaran mesin. Itu karena teknologi ini “menjadi bagian inti dari bisnis di seluruh dunia.”
Tim TI memimpin langsung dalam upaya tersebut, dengan sebagian besar perusahaan membangun sistem mereka sendiri. Hampir dua pertiga responden, 63%, melaporkan bahwa sistem AI mereka dibangun dan dipelihara oleh staf TI internal.
Hampir setengah, 45%, juga berlangganan layanan terkait AI melalui penyedia Software as a Service (SaaS). 30% lainnya menggunakan Platform as a Service (PaaS), dan 28% beralih ke konsultan atau perusahaan jasa luar.
Selengkapnya: ZDNet