Pada sebuah blog, Microsoft mengatakan bahwa setiap harinya mereka mendeteksi dan melacak sekitar 77.000 web shells aktif yang tersebar pada 46,000 server yang terinfeksi. Dua angka tersebut sangat mengejutkan, 77.000 adalah angka yang jauh lebih besar dari laporan-laporan web shell lainnya. Contohnya GoDaddy’s Sucuri melaporkan bahwa mereka telah membersihkan sekitar 3,600 web shells dari situs yang telah diretas sepanjang tahun 2019 saja.
Web shell mengacu pada program atau skrip jahat yang diinstal pada server yang telah diretas. Web shell menyediakan visual antarmuka yang dapat digunakan peretas untuk berinteraksi dengan server yang diretas dan sistem berkasnya. Itu juga dapat digunakan untuk mengubah izin file dan direktori, atau mengarsipkan dan mengunduh (mencuri) data dari server.
Dalam postingan blog nya kemarin, Microsoft memperingatkan administrator untuk menganggap serius web shell ini. Pada investigasi Microsoft sebelumnya, peretas sering memakai web shell untuk mengunggah alat peretas lainnya pada sistem korban dan menggunakannya untuk operasi pengintaian dan bergerak ke jaringan internal korban.
Klik link dibawah ini untuk membaca berita selengkapnya!
Source: ZDNet