NSO Group mengklaim bahwa spyware Pegasus-nya hanya digunakan untuk “menyelidiki terorisme dan kejahatan” dan “tidak meninggalkan jejak apa pun”. Laporan Metodologi Forensik ini menunjukkan bahwa tidak satu pun dari pernyataan ini benar. Laporan ini menyertai peluncuran Proyek Pegasus, sebuah investigasi kolaboratif yang melibatkan lebih dari 80 jurnalis dari 17 organisasi media di 10 negara yang dikoordinasikan oleh Forbidden Stories dengan dukungan teknis dari Lab Keamanan Amnesty International.
Lab Keamanan Amnesty International telah melakukan analisis forensik mendalam terhadap berbagai perangkat seluler dari pembela hak asasi manusia (HRD) dan jurnalis di seluruh dunia. Penelitian ini telah mengungkap pengawasan yang melanggar hukum, terus-menerus dan berkelanjutan serta pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan dengan menggunakan spyware Pegasus NSO Group.
Bagian 1 hingga 8 dari laporan ini menguraikan jejak forensik yang tertinggal di perangkat seluler setelah infeksi Pegasus. Bukti ini telah dikumpulkan dari telepon pembela HAM dan jurnalis di berbagai negara. Terakhir, di bagian 9 laporan tersebut mendokumentasikan evolusi infrastruktur jaringan Pegasus sejak 2016.
1. Menemukan serangan injeksi jaringan Pegasus
Investigasi teknis Amnesty International terhadap Pegasus NSO Group diintensifkan setelah mereka menemukan penargetan staf Amnesty International dan aktivis Saudi, Yahya Assiri, pada tahun 2018. Lab Keamanan Amnesty International mulai menyempurnakan metodologi forensiknya melalui penemuan serangan terhadap pembela HAM di Maroko pada tahun 2019, yang selanjutnya dikuatkan oleh serangan yang mereka temukan terhadap seorang jurnalis Maroko pada tahun 2020. Di bagian pertama ini mereka merinci proses yang mengarah pada penemuan kompromi ini.
Banyak laporan publik telah mengidentifikasi pelanggan NSO Group yang menggunakan pesan SMS dengan domain eksploitasi Pegasus selama bertahun-tahun. Akibatnya, pesan serupa muncul dari analisis kami terhadap telepon aktivis Maroko Maati Monjib, yang merupakan salah satu aktivis yang menjadi sasaran sebagaimana didokumentasikan dalam laporan Amnesty International tahun 2019.
Namun, pada analisis lebih lanjut, Amnesty juga melihat pengalihan mencurigakan yang tercatat dalam riwayat penelusuran Safari. Misalnya, dalam satu kasus Amnesty melihat pengalihan ke URL yang tampak aneh setelah Maati Monjib mencoba mengunjungi Yahoo:
Seperti yang dijelaskan dalam Lampiran Teknis dari laporan 2020 Amnesty tentang serangan Pegasus di Maroko, pengalihan ini tidak hanya terjadi ketika target menavigasi Internet dengan aplikasi browser, tetapi juga saat menggunakan aplikasi lain.
Selengkapnya: Amnesty International