Platform toko online yang berbasis di Singapura, RedMart, telah mengalami kebocoran data pribadi dengan jumlah 1,1 juta akun. Seseorang telah mengklaim memiliki database yang terlibat dalam pelanggaran tersebut, yang berisi berbagai informasi pribadi seperti alamat surat, password terenkripsi, dan sebagian nomor kartu kredit.
Pelanggan RedMart pada hari Jumat telah log-out dari akun mereka dan diminta untuk mereset ulang sandi mereka sebelum masuk kembali. Mereka juga diberi tahu tentang “insiden keamanan data RedMart” yang ditemukan sehari sebelumnya, pada tanggal 29 Oktober, sebagai bagian dari “pemantauan proaktif reguler “dilakukan oleh tim keamanan siber perusahaan.
Dalam catatannya kepada pelanggan, perusahaan induk RedMart, Lazada, mengatakan pelanggaran tersebut menyebabkan akses tidak sah ke “database khusus RedMart” yang dihosting di penyedia layanan pihak ketiga. Data pada sistem ini terakhir diperbarui pada Maret 2019 dan berisi informasi pribadi seperti nama, nomor telepon, kata sandi terenkripsi, dan sebagian nomor kartu kredit.
Lazada pada Januari 2019 mengumumkan rencana untuk mengintegrasikan aplikasi RedMart ke dalam platform e-commerce, lebih dari dua tahun setelah mengakuisisi RedMart pada November 2016. Lazada juga mengumumkan rencana untuk memperluas layanan grosir online ke pasar Asia Tenggara lainnya. Lazada sendiri diakuisisi oleh raksasa e-commerce China Alibaba pada April 2016.
Lazada menekankan bahwa pelanggaran tersebut hanya berdampak pada akun RedMart, dan tidak memengaruhi data pelanggan Lazada. Akun RedMart secara resmi diintegrasikan mulai 15 Maret 2019 – bulan yang sama dengan database yang disusupi terakhir kali diperbarui.
Dalam sumber lain, Lazada Indonesia mengonfirmasi “kami dapat memastikan bahwa data para pelanggan lazada di asia tenggara, termasuk Indonesia, tidak terpengaruh oleh kejadian ini” (Antara News)
Namun tetap reset password anda secara berkala ya!