Bisnis Singapura yang ingin mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) secara bertanggung jawab sekarang dapat mengakses dokumen referensi untuk membantu mereka melakukannya. AI Ethics & Governance Body of Knowledge (BoK) disebut-sebut akan memberikan panduan referensi bagi para pemimpin bisnis dan profesional TI tentang aspek etika terkait pengembangan serta penerapan teknologi AI.
Diluncurkan oleh grup industri Singapore Computer Society (SCS), BoK disusun berdasarkan keahlian lebih dari 60 individu dari latar belakang multi-disiplin, dengan tujuan untuk membantu dalam penyebaran “bertanggung jawab, etis, dan berpusat pada manusia” AI untuk keunggulan kompetitif. Ini mencakup kasus penggunaan untuk menguraikan hasil positif dan negatif dari adopsi AI, dan melihat potensi teknologi untuk mendukung ekosistem “aman” bila digunakan dengan benar.
BoK dikembangkan berdasarkan Kerangka Tata Kelola AI Model terbaru Singapura, yang diperbarui pada Januari 2020, dan akan diperbarui secara berkala seiring dengan perkembangan lanskap digital lokal, kata SCS selama peluncurannya pada hari Jumat.
Dalam Forum Tech3 SCS, Menteri Komunikasi dan Informasi Singapura S. Iswaran lebih jauh menggarisbawahi perlunya membangun kepercayaan dengan penggunaan AI yang bertanggung jawab untuk mendorong adopsi dan mengekstrak sebagian besar manfaat dari teknologi.
“Penerapan AI yang bertanggung jawab dapat meningkatkan efisiensi perusahaan, memfasilitasi pengambilan keputusan, dan membantu karyawan meningkatkan keterampilan menjadi pekerjaan yang lebih kaya dan bermakna,” kata Iswaran. “Yang terpenting, kami ingin membangun lingkungan AI yang progresif, aman, dan tepercaya yang menguntungkan bisnis dan pekerja, serta mendorong transformasi ekonomi.”
Dijadwalkan untuk diluncurkan tahun depan, kursus ini bertujuan untuk melatih dan memberikan sertifikasi kepada para profesional untuk membantu dan memberi saran kepada organisasi tentang etika dan tata kelola AI. Ini akan dimasukkan ke dalam program MiniMasters NTU yang akan datang dalam etika AI dan AI, yang dirancang untuk memandu peserta dalam memahami dan memecahkan masalah yang ditimbulkan oleh adopsi AI.
Singapura pada bulan Mei mengumumkan rencana untuk mengembangkan kerangka kerja untuk memastikan adopsi AI dan analitik data yang “bertanggung jawab” dalam penilaian risiko kredit dan pemasaran pelanggan. Dua tim yang terdiri dari bank dan pelaku industri ditugaskan untuk menetapkan metrik untuk membantu lembaga keuangan memastikan “keadilan” AI dan alat analitik data mereka dalam hal ini. Whitepaper yang merinci metrik dijadwalkan untuk diterbitkan pada akhir tahun, bersama dengan kode sumber terbuka untuk memungkinkan lembaga keuangan mengadopsi metrik.
Source : ZDnet