Pada hari kamis lalu (18/06) Pusat Keamanan Siber Australia (ACSC) mengumumkan bahwa Pemerintah Australia saat ini menyadari adanya penargetan berkelanjutan pemerintah dan perusahaan Australia oleh aktor berbasis negara yang canggih. Di dalam pengunguman tersebut ACSC juga mengeluarkan peringatan kepada organisasi-organisasi Australia, agar keduanya menyadari ancaman ini dan mengambil langkah segera untuk meningkatkan pertahanan jaringan mereka.
Peringatan ACSC yang berjudul ‘Copy-paste compromises’ berasal dari aktor yang menggunakan kode eksploit proof-of-concept, web shells, dan alat-alat lain yang disalin hampir identik dari sumber terbuka (open source).
Aktor ini telah diidentifikasi memanfaatkan sejumlah vektor akses awal, dengan yang paling umum adalah eksploitasi infrastruktur public-facing – terutama melalui penggunaan kerentanan eksekusi kode jarak jauh dalam versi Telerik UI yang tidak ditambal (patched).
Aktor ini juga telah menunjukkan kemampuan untuk dengan cepat memanfaatkan kode eksploitasi proof-of-concepts yang telah dipublikasikan untuk menargetkan jaringan yang diminati dan secara teratur melakukan pengintaian terhadap jaringan target untuk mencari layanan yang rentan, berpotensi mempertahankan daftar layanan public-facing agar dapat dengan cepat menargetkan kerentanan baru yang dirilis di masa mendatang.
Ketika eksploitasi infrastruktur public-facing tidak berhasil, ACSC telah mengidentifikasi aktor akan menggunakan berbagai teknik spearphishing. Spearphishing ini berbentuk:
– tautan ke situs web pemanen kredensial
– email dengan tautan ke file jahat, atau dengan file jahat yang langsung dilampirkan
– tautan yang mendorong pengguna untuk memberikan token OAuth Office 365 kepada aktor
– penggunaan layanan pelacakan email untuk mengidentifikasi email yang telah dibuka dan click-through event
Setelah akses awal tercapai, aktor memanfaatkan campuran open source dan alat khusus untuk bertahan, dan berinteraksi dengan, jaringan korban. Meskipun alat ditempatkan di dalam jaringan, aktor tersebut berpindah ke remote access yang sah menggunakan kredensial curian. Agar berhasil menanggapi ancaman terkait, semua akses harus diidentifikasi dan dihapus.
Dalam berinteraksi dengan jaringan korban, aktor diidentifikasi menggunakan situs web resmi Australia yang dikompromikan sebagai server C2 mereka. Terutama, perintah dan kontrol dilakukan menggunakan web shells dan lalu lintas HTTP/HTTPS. Teknik ini membuat pemblokiran geografis tidak efektif dan menambahkan legitimasi ke lalu lintas jaringan yang jahat selama penyelidikan.
Untuk memitigasi ancaman ini, ACSC telah merekomendasikan para IT Administrator di organisasi untuk:
– Melakukan tambalan (patching) dengan cepat untuk seluruh perangkat lunak, sistem operasi, dan perangkat yang menghadap ke internet (internet facing)
– Penggunaan otentikasi multi-faktor di semua layanan akses jarak jauh
– Meninjau dan menerapkan panduan ACSC pada Windows Event Logging and Forwarding dan System Monitoring.
Advisory selengkapnya dapat dibaca pada tautan berikut:
Source: ACSC