Organisasi perawatan kesehatan terus menjadi target utama untuk semua jenis serangan siber, dengan insiden ransomware, Ryuk khususnya, menjadi lebih umum.
Dalam laporan bersama pada akhir Oktober, Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA) AS, Biro Investigasi Federal (FBI), dan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) memperingatkan ancaman kejahatan siber yang akan segera terjadi ke rumah sakit dan penyedia layanan kesehatan.
Ini bertujuan untuk mempersiapkan organisasi menghadapi serangan ransomware Ryuk dan Conti dengan menyediakan taktik, teknik, dan prosedur (TTP) khusus untuk insiden dengan jenis malware ini.
Menurut Check Point, ancaman ransomware utama yang digunakan dalam serangan terhadap entitas kesehatan adalah Ryuk diikuti oleh REvil (Sodinokibi).
Sesuai data yang dikumpulkan oleh Check Point, sebagian besar serangan siber selama dua bulan terakhir yang menghantam organisasi perawatan kesehatan di Eropa Tengah, melonjak hingga hampir 150% pada November.
Dengan jumlah infeksi COVID-19 yang terus meningkat, serangan siber cenderung terus menghantam organisasi perawatan kesehatan. Menjaga sistem tetap diperbarui dengan tambalan terbaru, kebersihan siber yang baik, memantau jaringan untuk akses yang tidak sah, dan mendidik karyawan untuk mengenali upaya phishing adalah cara yang baik untuk melindungi dari serangan dari sebagian besar pelaku ancaman.
Sumber: Bleeping Computer