Arsip 3GB yang konon milik NameSouth, sebuah toko suku cadang mobil yang berbasis di AS, telah dibocorkan secara terbuka oleh grup ransomware NetWalker.
NameSouth tampaknya menjadi korban terbaru dari geng ransomware yang muncul sekitar tahun 2019. Target NetWalker tersebar di berbagai industri, dengan arsip data yang dicuri dari sekitar seratus bisnis yang menjadi korban yang diposting secara publik di situs web geng tersebut hingga saat ini.
Arsip NameSouth yang dibocorkan oleh NetWalker mencakup data rahasia perusahaan dan dokumen sensitif, termasuk data keuangan dan akuntansi, pernyataan kartu kredit, informasi pribadi karyawan, dan berbagai dokumen hukum.
Dilihat dari tanggal pembuatan file cadangan, arsip tersebut diambil dari jaringan NameSouth pada tanggal 26 November. Tampaknya data tersebut bocor beberapa hari kemudian, setelah perusahaan melewatkan tenggat waktu yang diberikan geng ransomware untuk membayar tebusan.
Geng ransomware NetWalker cenderung menawarkan data yang dibocorkan pasca-pelanggaran secara gratis, dan hanya memberi label harga setelah data diunduh beberapa kali. Ada kemungkinan besar bahwa cepat atau lambat, data rahasia perusahaan tersebut dapat digunakan oleh pihak yang jahat untuk tujuan jahat.
Sumber: Cyber News