Identitas adalah permukaan ancaman yang tumbuh paling cepat dan paling rentan yang dimiliki setiap organisasi.
Sebuah studi penelitian terbaru dari Identity Defined Security Alliance (IDSA) berjudul Identity Security: A Work In Progress memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana perusahaan yang berpikiran maju berhasil mengurangi jumlah pelanggaran terkait identitas.
Metodologi penelitian didasarkan pada survei dengan responden yang bertanggung jawab langsung atas keamanan TI atau Identity Access Management (IAM) di perusahaan dengan lebih dari 1.000 karyawan di tiga belas industri.
Wawasan utama tentang status keamanan identitas saat ini mencakup:
- Hanya 26% perusahaan yang mengatakan bahwa mereka sangat yakin dapat menggagalkan pelanggaran Identitas saat ini.
- Para pemimpin TI dan keamanan siber perusahaan paling yakin bahwa mereka dapat menghentikan upaya pelanggaran berdasarkan kredensial akses pengguna yang memiliki hak istimewa – dan paling tidak yakin untuk menghentikan pelanggaran dari mesin-ke-mesin dan yang berasal dari IoT.
- 94% perusahaan telah mengalami pelanggaran terkait identitas, memperkuat betapa mendesaknya bagi semua bisnis untuk melindungi permukaan ancaman identitas manusia dan non-manusia.
- Phishing dan kredensial yang dicuri bertanggung jawab atas sebagian besar pelanggaran terkait identitas dalam dua tahun terakhir.
- Keamanan identitas masih dalam proses atau tahap perencanaan, menurut penelitian IDSA.
- 23% perusahaan mendefinisikan diri mereka sebagai orang yang berpikiran maju dan 30% lebih maju dari rekan-rekan mereka dalam hal pencapaian hasil dari hak akses istimewa yang diberikan, menurut Principle of Least Privilege.
Selengkapnya dapat dibaca pada tautan berikut;
Source: Forbes