Baru sebulan sejak Google Gmail menawarkan versi akun terverifikasi ‘tanda centang biru’ bergaya Twitter, hacker sudah mengeksploitasinya. Fitur ini disajikan untuk meyakinkan pembaca bahwa email tidak palsu.
Penipu mendapatkan verifikasi gmail ‘tanda centang biru’ dengan bisnis palsu. Mereka menemukan solusi untuk mendapatkan tanda yang didambakan, memungkinkan mereka untuk membuat alamat palsu dari merek terkenal dan berpotensi menipu pengguna untuk memberikan kredensial atau pembayaran.
Peretasan baru menggunakan fitur ‘Indikator Merek untuk Identifikasi Pesan’ (BIMI) Gmail yang ada, berdasarkan sistem ‘tanda centang biru’ baru mereka.
Teorinya adalah ‘tanda centang biru’ akan mengkonfirmasi bahwa alamat email berwenang untuk menggunakan nama dan gambar avatar yang ditetapkan padanya, seperti logo merek.
Menurut insinyur perangkat lunak Jonathan Rudenberg, verifikasi hanya memerlukan tanda tangan DomainKeys Identified Mail (DKIM), yang bisa ‘dari domain apa pun.’
Hal ini berarti bahwa setiap server email yang dibagikan ataupun salah konfigurasi dalam catatan SPF [Sender Policy Framework] domain yang mendukung BIMI, dapat menjadi vektor untuk mengirim pesan palsu.
Penipu membuat alamat dengan banyak nomor dan huruf berbeda sambil memasukkan nama perusahaan dengan harapan membodohi penerima. Pengguna didesak untuk lebih mencermati semua alamat email terverifikasi.
Perkembangan terbaru, juru bicara Google mengatakan pada DailyMail.com bahwa masalah berasal dari kerentanan keamanan pihak ketiga yang memungkinkan aktor jahat tampil lebih dapat dipercaya daripada mereka.
Google meminta pengirim untuk menggunakan standar autentikasi DomainKeys Identified Mail (DKIM) yang lebih kuat agar memenuhi syarat untuk Status Indikator Merek untuk Identifikasi Pesan (tanda centang biru) demi menjaga keamanan pengguna.
Selengkapnya: Mail Online