Polisi siber Ukraina (SSU) telah menutup sebuah peternakan bot besar-besaran dari 1.000.000 bot yang digunakan untuk menyebarkan disinformasi di jejaring sosial.
Tujuan dari bot farm adalah untuk mendiskreditkan informasi yang berasal dari sumber resmi negara Ukraina, mengacaukan situasi sosial dan politik di negara itu, dan menciptakan perselisihan internal.
Pesan yang disebarkan oleh bot sejalan dengan propaganda Rusia, sehingga operator mesin disinformasi diyakini sebagai anggota layanan khusus Rusia.
Bahkan, penyelidikan SSU mengarah pada pemimpin kelompok kriminal, seorang “pakar politik” Rusia yang pada masa lalu tinggal di Kyiv.
Investigasi polisi Ukraina masih berlangsung untuk mengungkap peserta lain dalam operasi yang akan didakwa atas pelanggaran Pasal 361.2 KUHP negara itu.
Kebun bot yang dibongkar oleh SSU terletak di Kyiv, Kharkiv, dan Vinnytsia dan mengandalkan 1.000.000 bot untuk menyebarkan disinformasi. Untuk membuat tentara online ini, para pelaku ancaman menggunakan 5.000 kartu SIM untuk mendaftarkan akun media sosial baru.
Selain itu, operator menggunakan 200 server proxy yang memalsukan alamat IP sebenarnya dan menghindari deteksi aktivitas penipuan dan pemblokiran oleh platform media sosial.
Menurut SSU, operator bot farm mengembangkan dan menyebarkan perangkat lunak khusus untuk mengelola akun media sosial pseudonim dari jarak jauh, mengoordinasikannya untuk mendorong pesan propaganda yang diperlukan.
Kekuatan berita palsu tidak dapat diremehkan, terutama selama masa-masa sulit, akses internet terbatas, dan pergolakan umum.
Rusia telah lama terlibat dalam kampanye disinformasi dan telah berinvestasi di peternakan bot yang berbasis di Ukraina yang menargetkan populasi lokal.
Pada Februari 2022, Meta menurunkan beberapa kelompok akun Facebook palsu yang mempromosikan informasi palsu di platform media sosial.
Pada Maret 2022, SSU mengumumkan penemuan dan penutupan lima peternakan bot semacam ini, yang mengoperasikan 100.000 akun media sosial palsu yang menyebarkan berita palsu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga berada di pusat kampanye misinformasi, salah satunya menggunakan deepfake di Facebook dan meretas stasiun radio Ukraina untuk menyebarkan berita palsu bahwa Presiden dalam kondisi kritis. Keduanya diyakini sebagai karya aktor Rusia.
Sejak awal perang, SSU telah mengidentifikasi dan menetralisir lebih dari 1.200 serangan siber terhadap negara dan entitas penting lainnya serta telah melaporkan dan menghapus 500 saluran YouTube yang secara kolektif memiliki 15 juta pelanggan.
Selain itu, agensi telah melaporkan 1.500 saluran dan bot Telegram dan 1.500 akun Facebook, Instagram, dan TikTok lainnya karena menyebarkan propaganda Rusia.
Sumber: Bleeping Computer