Laporan terbaru dari CrowdStrike mengungkapkan bahwa, teknik bebas malware (malware-free) atau fileless menyumbang 51% dari serangan tahun lalu, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 40%, ketika peretas beralih untuk menggunakan kredensial yang telah mereka curi untuk merusak jaringan perusahaan.
Meskipun angka ini secara signifikan didorong oleh peningkatan yang tajam atas serangan yang menargetkan Amerika Utara, sekitar 74% dari serangan di kawasan itu menggunakan teknik bebas malware. Sementara teknik yang sama menyumbang 25% dari serangan yang menargetkan Indo-Pasifik.
CrowdStrike juga menyampaikan bahwa, meningkatnya popularitas serangan bebas malware menggarisbawahi perlunya organisasi untuk tidak hanya bergantung pada alat antivirus mereka. Perusahaan keamanan ini mendefinisikan serangan bebas malware sebagai serangan di mana file atau fragmen file tidak ditulis di dalam disk. Ini bisa berupa serangan ketika kode dieksekusi dari memori atau di mana kredensial curian disadap untuk mengaktifkan login jarak jauh.
Ini menambahkan bahwa serangan bebas malware biasanya memerlukan berbagai teknik deteksi untuk mengidentifikasi dan menghadang, seperti deteksi perilaku dan perburuan ancaman manusia.
Berita selengkapnya dapat ditemukan pada tautan di bawah ini;
Source: ZDNet