Roskomnadzor, pengawas telekomunikasi Rusia, meminta Google untuk menghentikan kampanye iklan yang menyebarkan informasi yang salah tentang invasi Rusia ke Ukraina di video YouTube.
Seperti yang diklaim oleh pengawas telekomunikasi Rusia, iklan online dengan konten yang tidak akurat dan tanpa label usia digunakan untuk menanamkan “suasana protes” dan mendorong info palsu tentang “operasi khusus” Angkatan Darat Rusia di Ukraina.
“Roskomnadzor mengirim surat ke Google LLC (bertanggung jawab atas aktivitas periklanan Google di Rusia) dengan permintaan untuk segera menghentikan penyebaran informasi palsu yang bersifat politik tentang operasi khusus Angkatan Bersenjata Rusia di Ukraina di wilayah Rusia,” internet pengawas menjelaskan.
“Pesan iklan tersebut ditampilkan kepada pengguna Rusia dari situs hosting video YouTube dan berisi informasi yang salah yang bertujuan untuk membentuk persepsi yang menyimpang dari peristiwa yang terjadi dan menciptakan sentimen protes di antara penonton Internet Rusia.”
Roskomnadzor juga memberi tahu media independen Rusia pada 26 Februari (misalnya, Ekho Moskvy, InoSMI, Mediazona, New Times, Dozhd, Svobodnaya Pressa, Krym. Realii, Novaya Gazeta, Jurnalis, dan Lenizdatnot) untuk tidak menyebarkan informasi palsu tentang penembakan kota-kota Ukraina, serta menyebut “operasi yang sedang berlangsung” sebagai serangan, invasi, atau deklarasi perang.
Rusia ingin memperkenalkan undang-undang baru yang akan menghukum penyebaran berita palsu tentang operasi militer angkatan bersenjata Rusia di Ukraina dengan hukuman hingga 15 tahun penjara.
Namun, Google telah mengambil tindakan untuk menghentikan misinformasi, menghapus kampanye disinformasi terkait invasi Rusia, dan memblokir saluran YouTube milik Russia Today (RT) dan Sputnik di seluruh Eropa atas permintaan otoritas Uni Eropa.
Roskomnadzor memprotes keputusan YouTube, menuntut penghapusan segera semua pembatasan akses ke akun resmi media Rusia (termasuk RT dan Sputnik) di Eropa.
Sebelumnya, Google juga mendemonstrasikan media yang didanai pemerintah Rusia di semua platformnya, sebuah tindakan yang juga memblokir mereka dari menjalankan kampanye iklan.
YouTube juga telah menghapus ratusan saluran dengan ribuan video yang melanggar Pedoman Komunitasnya, termasuk saluran yang terlibat dalam praktik penipuan terkoordinasi.
“Ketika orang-orang di seluruh dunia menelusuri topik yang terkait dengan perang di Ukraina di Penelusuran atau YouTube, sistem kami secara mencolok menampilkan informasi, video, dan konteks penting lainnya dari sumber berita resmi,” kata Google.
Untuk saat ini, Google mengatakan bahwa sebagian besar layanannya, termasuk Penelusuran, YouTube, dan Maps, masih tersedia di Rusia untuk memberi orang Rusia akses ke informasi dan perspektif global.
Sumber : Bleeping Computer