Pada akhir November 2022, OpenAI merilis ChatGPT, antarmuka baru untuk Model Bahasa Besar (LLM), yang langsung menarik minat pada AI dan kemungkinan penggunaannya.
Namun, ChatGPT juga menambahkan beberapa bumbu ke lanskap ancaman dunia maya modern karena dengan cepat menjadi jelas bahwa pembuatan kode dapat membantu pelaku ancaman yang kurang terampil meluncurkan serangan dunia maya dengan mudah.
Di blog Check Point Research (CPR) sebelumnya, kami menjelaskan bagaimana ChatGPT berhasil melakukan aliran infeksi penuh, mulai dari membuat email spear-phishing yang meyakinkan hingga menjalankan shell terbalik, yang mampu menerima perintah dalam bahasa Inggris.
Pertanyaan yang dihadapi adalah apakah ini hanya ancaman hipotetis atau apakah sudah ada pelaku ancaman yang menggunakan teknologi OpenAI untuk tujuan jahat.
Analisis CPR terhadap beberapa komunitas peretasan bawah tanah utama menunjukkan bahwa sudah ada contoh pertama penjahat dunia maya yang menggunakan OpenAI untuk mengembangkan alat berbahaya.
Seperti yang kami duga, beberapa kasus dengan jelas menunjukkan bahwa banyak penjahat dunia maya yang menggunakan OpenAI tidak memiliki keterampilan pengembangan sama sekali.
Meskipun alat yang kami sajikan dalam laporan ini cukup mendasar, hanya masalah waktu hingga pelaku ancaman yang lebih canggih menyempurnakan cara mereka menggunakan alat berbasis AI untuk kejahatan.
Selengkapnya: CHECK POINT RESEARCH