Meminta tim keamanan atau anggaran yang lebih besar untuk membeli teknologi guna melindungi dari serangan dunia maya merupakan hal sulit dalam ekonomi.
Merupakan tantangan yang sangat serius bagi infosec karena infeksi ransomware dan pelanggaran keamanan data menjadi lebih sering dan permukaan serangan organisasi menjadi lebih besar.
Startup keamanan cloud berusia tiga tahun, didirikan oleh mantan Microsoft Assaf Rappaport, awal pekan ini mengumumkan putaran pendanaan $300 juta dengan valuasi $10 miliar. Menjadikan Wiz sebagai unicorn keamanan siber terbesar di dunia dan perusahaan SaaS tercepat yang mencapai valuasi $10 miliar, menurut Rappaport.
Rappaport melihat potensi kedepan, tantangan terbesar yang dihadapi tim keamanan adalah mencari cara untuk menjadi lebih efisien.
Dari perspektif vendor teknologi, Rappaport memikirkan pengguna produk yang sedang dikembangkan. Sementara Herzberg mengatakan dengan lebih terbuka bahwa teknologi, secara umum terlalu dilebih-lebihkan jika dikaitkan dengan kesuksesan dengan keamanan, karena pada akhirnya ini bukan tentang alat yang di beli, namun tentang proses dan rakyat.
Organisasi yang beralih ke cloud dan beralih ke lingkungan TI yang terdesentralisasi memerlukan tim keamanan untuk beradaptasi dan mengubah proses ini. Pindah ke lingkungan cloud berarti pengembang dapat bergerak lebih cepat, tetapi juga membutuhkan keamanan untuk mengikutinya, kata Herzberg.
Keamanan masih belum menyelesaikan masalah keanekaragamannya. Bagian dari solusinya adalah melihat melampaui kumpulan aplikasi biasa. Perusahaan perlu mengeksplorasi lebih jauh di luar kumpulan biasa dan menemukan bakat baru. Seperti kebingungan Raaz Herzberg, VP strategi produk Wiz tentang sedikitnya wanita dalam keamanan siber.
Selengkapnya: The Register