Pelajar internasional Tionghoa di Inggris telah menjadi sasaran scammers berbahasa Mandarin yang gigih selama lebih dari setahun sebagai bagian dari aktivitas yang dijuluki RedZei (alias RedThief).
RedZei telah memilih target mereka dengan hati-hati, meneliti, dan menyadari bahwa itu adalah kelompok korban kaya yang siap untuk dieksploitasi.
Operasi yang dilancarkan penipu cukup cerdik yaitu menelpon calon korban dilakukan sekali atau dua kali sebulan menggunakan nomor telepon Inggris yang unik, kemudian meninggalkan pesan suara otomatis yang tidak biasa jika pangginlan tak dijawab.
Pesan suara meniru perusahaan seperti Bank of China dan China Mobile serta kedutaan besar China untuk merekayasa sosial para siswa agar membagikan informasi pribadi mereka.
Thomas, menunjukkan keahlian yang sangat teliti yang digunakan oleh para scammer, yaitu pelaku ancaman berganti-ganti SIM dari beberapa operator seluler.
Kampanye RedZei terindikasi dimulai sejak Agustus 2019, dengan laporan dari The Guardian yang merinci penipuan visa yang menipu pelajar China agar mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk menghindari deportasi.
Selengkapnya: The Hacker News