Sempat dianggap oleh banyak orang Indonesia sebagai produk tiruan berkualitas rendah, smartphone China kini menguasai hampir 70% pasar smartphone Tanah Air.
Indonesia tidak hanya menjadi pasar ponsel pintar terbesar keempat di dunia, tetapi juga tempat orang menghabiskan waktu paling banyak di ponsel mereka: rata-rata 5,5 jam per hari. Oppo China memimpin dengan 21% pangsa pasar Indonesia, diikuti oleh Vivo, Xiaomi, dan Realme. Sementara itu, Apple — terlepas dari desainnya yang ramping dan prestise global — tidak pernah menembus lima besar.
Dominasi perusahaan China di pasar ponsel pintar Indonesia dapat dijelaskan dengan tiga strategi utama: harga rendah, pemasaran lokal, dan investasi di komunitas lokal dengan menciptakan lapangan kerja dan memberikan bantuan bencana.
Ponsel pintar Cina jauh lebih terjangkau daripada ponsel Barat mereka, harganya tetap rendah melalui margin keuntungan yang rendah untuk setiap ponsel pintar yang terjual. Vivo, Realme, dan Xiaomi mendominasi pasar untuk perangkat kelas bawah yang harganya kurang dari $200, dan Oppo memimpin dalam model kelas menengah antara $200 dan $400.
Sementara itu, pesaing seperti Samsung dan Apple tetap sangat mahal untuk sebagian besar populasi – baik Samsung Galaxy S22 Ultra dan iPhone 13 Max menghabiskan lebih dari setengah gaji rata-rata di negara tersebut. Banyak orang Indonesia memandang iPhone sebagai barang mewah, seperti “memiliki Porsche”. Satu video satir yang viral di media sosial bercanda bahwa seseorang telah menjual ginjalnya untuk membelinya.
Selengkapnya: Rest of World